Saya kurang suka dengan cara kerja politik di negeri ini. Banyak orang terlalu mengedepankan kedekatan emosional atau lebih akrab disebut dengan nepotisme. Awalnya saya tidak menyangka bahwa politik akan berjalan hingga seperti ini adanya di dalam kehidupan masyarakat dan kehidupan sehari-hari. Berawal dari Sekolah Menengah Atas, sejak mengenal OSIS saya tertarik untuk masuk di dalamnya sehingga terpilih saya untuk menjadi Ketua pada saat itu. Namun tidak semudah yang saya kira, bahwa teman-teman yang berada dalam OSIS tersebut melihat saya tidak sebagai Ketua dan menilai orang dengan cara pandangnya sendiri atau saya lebih beranggapan mereka tidak professional. Memang saya merasa mayoritas orang yang ada dalam OSIS tersebut bukanlah berasal dari teman dekat saya. Namun saya pikir selama kita masih mempunyai tujuan yang sama saya pikir tidak perlu terlalu banyak pertentangan dalam gaya cara saya memimpin. Ada beberapa poin yang saya dapat setelah menjadi ketua OSIS yaitu pertama jangan biarkan teman anda masuk terlalu jauh untuk ikut campur masalah OSIS, saya tidak memilih orang yang tepat dalam squad saya, memang segalanya perlu orang berkualitas, namun mindset terburuk muncul yaitu bahwa kita cenderung memilih teman dibandingkan orang yang pantas menduduki posisi tertentu dalam organisasi berdasarkan kemampuannya. Memang agak sedikit susah untuk mencari orang seperti itu sehingga kita cenderung berpikir bahwa ketika kita mengenal orang lain dengan baik dan menjadi teman, hal itu membuat kita menjadi kurang tepat dalam melakukan pemilihan orang-orang kepercayaan kita dalam organisasi. Namun saya berpikir mengapa semuanya harus bekerja melalui cara seperti itu, apakah kita tidak dapat bekerja melalui cara lain seperti mengukur orang berdasarkan moralnya, kemampuan inteljen, intelektualnya dan mungkin segi fisik sebagai faktor akhirnya.Ukuran tersebut distandarkan dengan aturan kitab Tuhan yaitu Agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha. Saya berpikir selama aturan masih dibuat oleh manusia terutama seperti di Indonesia ini dimana masyarakat masih sedikit khilaf dalam melakukan kesalahan (padahal tahu itu salah namun masih tetap dikerjakan karena tuntutan ekonomi) maka Indonesia tidak dapat maju karena telah dididik dari kecil untuk berpikir seperti penjajah. Pendidikan harus segera diperbaiki, moral anak muda harus ditempa. Tingkatkan kualitas berpikir, ajak anak muda untuk memikirkan nasig bangsa secara serius, libatkan kami para pemuda. Perbaiki kualitas tontonan kami, buatkan kami lapangan pekerjaan yang sederhana, mudah namun menghasilkan. Ajarkan kami mengolah alam secara sederhana. Saya pikir semua pelajaran yang didapat dalam sekolah harus langsung diaplikasikan secara nyata berkesinambungan dan mempunyai hasil yang dapat dipetik hasilnya agar menjadi hasil nyata untuk mereka dan sekaligus mengajarkan mereka dan saya sendiri bahwa 1+1 = 2 bukan 1+1= 10 yang mana itu merupakan gaya berpikir politik.Kebanyakan pemimpin ingin membantu membangun negara, bangsa dan masyarakat namun merekan melakukannya dengan cara yang kurang tepat. Cara yang kita lihat selama ini sangatlah tidak adil bagi semua manusia oleh karena itu banyak manusia yang putus asa dan mengambil jalan pintas untuk berbuat hal yang jauh menyimpang karena mengutamakan kehidupan dunia. Bahkan terlalu mengagungkan manusia, terlalu memuji mereka dengan alasan tertentu atau terselubung. Jika anda orang muslim maka bacalah Al-Quran disitu sudah jelas ganjaran dari Allah akan mahluk seperti itu. Marilah kita kembali untuk mempelajari tentang ketulusan dalam bekerja, melihat musuh yang nyata, berani berbicara, hati-hati dalam berteman, jangan mudah terpengaruh, bersabarlah, jika anda tidak tahu paa yang anda lakukan tanyakan pada orang tua, jika masih tidak tahu jawabnnya silahkan tanyakan pada Allah SWT karena tidak ada sebaik penolong selain Allah SWT.
Saya tidak sampai hati melihat bangsa ini harus jatuh lagi. Mari Bangun bangsa ini. Jikalau tidak selamatkan diri anda dengan cara berpikir layaknya pemimpin dari Agama anda karena anda mempunyai pemikiran yang bersih, namun sering kali tindakan tidak selaras dengan kata hati.
Berpikir rasional , Berdoa dan Yakin akan yang ghaib.
Alhamdulillah cukup hari ini See you :D
No comments:
Post a Comment